-->

Notification

×

iklan

Iklan

IMG-20240221-170348

Kolaborasi KMM Dengan LPDB-KUMKM, Bantu Permodalan Penenun Ulos di Desa Meat Toba

Selasa, 05 Oktober 2021 | 15.11 WIB Last Updated 2021-10-05T10:25:20Z
Ketua KMM Drs Tumbur Naibaho MM mendampingi Dirut LPDB-KUMKM Drs Supomo Ak, MM menyerahkan bantuan permodalan kepada pengrajin tenun ulos.
Toba(DN)
Kementerian Koperasi dan UKM RI melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) terus mendorong pemulihan ekonomi di daerah melalui penyaluran pembiayaan dana bergulir kepada koperasi.

Kali ini bersama mitranya, Koperasi Makmur Mandiri (KMM) menyalurkan dana permodalan bagi anggota yang memiliki usaha produktif, yakni para pengrajin tenun ulos di Desa Meat Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba, Selasa, 5 Oktober 2021.

Penyerahan ini dilakukan pada acara bertopik "Sinergi Kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM dengan bidang Manajemen Usaha Dekranas di Desa Meat Kabupaten Toba". Dan dihadiri langsung oleh Dirut LPDB-KUMKM, Drs. Supomo Ak, MM, istri Menteri Koperasi dan UKM, Suzana Ramadhani Teten Masduki, istri Gubernur Sumut, Bupati Toba, Ir. Poltak Sitorus, Wakil Bupati Tonny Simanjuntak SE dan Ketua KMM, Drs Tumbur Naibaho MM.

Dirut LPDB-KUMKM, Supomo mengatakan kegiatan ekonomi yang sempat berhenti akibat pandemi Covid-19 membuat UMKM terpuruk. Untuk memulai dan membangkitkan kembali UMKM, membutuhkan pembiayaan. Kemenkop-UKM melalui LPDB-KUMKM menawarkan koperasi simpan pinjam menjadi saluran pembiayaan di luar perbankan.

"Para pelaku UMKM bisa ambil di koperasi simpan pinjam. Ini salah satu cara membangkitkan kembali UMKM terpuruk di masa pandemi COVID-19," katanya saat penyerahan bantuan permodalan kepada penenun ulos.
Penyaluran pembiayaan kepada anggota KMM oleh Dirut LPDB-KUMKM.
Ia menilai selama ini sumbangan koperasi terhadap perekonomian di daerah sangat berarti, bahkan memberikan multiplayer effect bagi masyarakat. Meski begitu Supomo menekankan bahwa pinjaman/pembiayaan dana bergulir dari LPDB-KUKM dikhususkan bagi anggota koperasi yang produktif.

“Yang terpenting monitor dari LPDB-KUMKM memang dipersyaratkan kita untuk hanya kepada anggota (koperasi) yang produktif bukan konsumtif sehingga untuk peningkatan multiplayer effect di masyarakat biar terasa,” tandasnya.

Menurutnya, Koperasi Simpan Pinjam (KSP) bisa menjadi solusi bagi penyaluran pinjaman untuk usaha mikro di tengah pandemi Covid-19. Sebab kata dia, tidak sedikit usaha mikro yang terdampak akibat mewabahnya virus Covid-19.

Sebagai mitra Kementerian Koperasi dan UKM melalui LPDB-KUMKM, Supomo mengungkapkan bahwa KMM merupakan koperasi yang sehat dalam artian dari sisi kelembagaannya dari sisi keuangannya, maupun operasionalnya. Sehingga KMM bisa menjadi solusi pembiayaan bagi usaha mikro di tengah-tengah pandemi.
Ketua KMM dan karyawan berphoto bersama rombongan dari Kementerian Koperasi dan UKM di stand KMM.
Sementara itu, Ketua KMM Drs Tumbur Naibaho MM menyampaikan, selama pandemi, koperasi yang ia pimpin senantiasa melayani dan membantu anggota yang memiliki usaha produktif di 161 cabang yang tersebar di 21 propinsi se-Indonesia.

KSP Makmur Mandiri atau KMM berkontribusi dalam mendukung pemulihan ekonomi dengan membangkitkan usaha anggotanya melalui Pinjaman Modal Usaha Mandiri (Muri) yang diluncurkan pada 1 Juni 2020.

Sumber dana Muri berasal dari pinjaman modal kerja Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM yang masuk dalam program stimulus perekonomian. “Pinjaman Muri hadir sebagai wujud KMM ikut mengambil peran dalam membantu memulihkan kondisi ekonomi maupun usaha para anggota di 161 kantor cabang yang tersebar di 21 propinsi, yang mengalami kesulitan modal usaha akibat dampak pandemi Covid-19,” ungkap suami Jusniar Simbolon itu.
Rombongan Kementerian Koperasi dan UKM bersama Bupati Toba dan Ketua KMM berphoto bersama dengan pengrajin tenun ulos.
Untuk diketahui, Pinjaman Muri dirancang khusus untuk para anggota KMM pelaku UMKM yang membutuhkan tambahan modal usaha. Menariknya, suku bunga pinjaman yang dibebankan kepada peminjam sangat kompetitif yaitu sebesar 1,2% perbulan. Ini jauh dibawah rata-rata pinjaman komersial yang umumnya diatas 2% perbulan.

Rendahnya suku bunga Pinjaman Muri tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi anggota untuk mengajukan tambahan modal usaha. Ini terbukti dari jumlah anggota peminjam yang terus meningkat.

“Kita akan terus perkuat permodalan usaha anggota agar cepat pulih di kala pandemi,” ujar Ketua koperasi yang berkantor pusat di Bekasi Jawa Barat tersebut.

Untuk mendapatkan Pinjaman Muri, ada sejumlah persyaratan yang perlu dipenuhi anggota selain memiliki usaha. Persyaratan tersebut antara lain sudah menjadi anggota KMM dan bersedia menabung rutin setiap minggu. Adapun besaran pinjaman yang bisa diajukan mulai dari Rp2 juta sampai Rp20 juta.

Jangka waktu pengembalian Pinjaman Muri berkisar 6 bulan sampai 24 bulan. Namun khusus anggota yang pinjaman sebelumnya sudah lunas dan angsuran lancar, diberi kesempatan mendapatkan pinjaman yang lebih besar hingga mencapai sebesar Rp50 juta.(SBS).
×
Berita Terbaru Update