Sejumlah Koperasi Besar Indonesia menerima penghargaan.(m.peluang). |
Jakarta(DN)
Sejumlah koperasi besar berhasil membukukan aset dan volume usaha, dengan nilai lebih dari Rp 100 miliar hingga mencapai Rp 10 triliun. Pencapaian tersebut mendapatkan penghargaan.
Pemberian anugerah tersebut dibarengi dengan peluncuran buku 100 Koperasi Besar Indonesia (KBI) oleh Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki di Gedung Smesco, Jakarta.
Penulis buku 100 KBI Irsyad Muchtar mengatakan, kriteria penilaian 100 koperasi besar mengacu pada laporan tahun 2019 silam. Selain itu, dirinya menyebut aspek manajemen, penguasaan teknologi informasi terkini, serta aspek peduli lingkungan menjadi nilai tambah tersendiri.
"Dari 100 koperasi besar yang sudah kami himpun tercatat akumulasi aset sebesar Rp 66,6 triliun dengan volume usaha Rp 59,7 triliun dan anggota 5.490.660 orang," kata Irsyad dalam keterangan tertulis, Selasa (23/2/2021).
Ia memaparkan, buku setebal 250 halaman itu tidak hanya memuat 100 koperasi besar, melainkan turut memasukkan 200 koperasi besar lain dengan kategori Progresif dan Potensial.
"Kami telah himpun sedikitnya 500-an koperasi beraset mulai dari Rp 10 miliar hingga triliunan rupiah. Lalu kami pilih 300 koperasi saja yang masuk kriteria koperasi besar dengan pengelompokan pada tiga kategori, yaitu 100 Besar, 100 Progresif dan 100 Potensial," tuturnya.
Soal proses penghimpunan data koperasi, Irsyad menjelaskan bahwa dirinya telah aktif memantau perkembangan koperasi di Tanah Air bahkan sejak 10 tahun terakhir. Terlebih untuk koperasi skala bisnis, yang memiliki pertumbuhan aset, volume usaha, serta anggota yang signifikan.
Tidak hanya itu saja, Irsyad mengaku rutin mengunjungi kantor-kantor koperasi tersebut. Ia pun aktif melakukan komunikasi via telepon dengan pengurus koperasi, menerima kiriman buku RAT, hingga penggalian data di Kementerian Koperasi dan UKM RI.
Hasilnya, data dari 500 koperasi yang terbilang layak bisnis berhasil dihimpun. Dari total 300 koperasi besar yang dimuat, lanjutnya, tercatat akumulasi aset sebesar Rp 85,102 triliun dengan volume usaha Rp 75,895 triliun dan melayani anggota sebanyak 7.569.339.
Menurutnya, jumlah aset tersebut ikut berkontribusi 55,9 persen terhadap total aset koperasi nasional, pada periode yang sama, sebesar Rp152,113 triliun, volume usaha Rp 154,178 triliun dan dengan total anggota 22.463.738 orang. Sedangkan kontribusi berdasar volume usaha sebesar 49,2% dan 33,7% untuk total anggota.
Dalam buku yang terbit untuk keempat kalinya sejak tahun 2012 ini, Irsyad mengatakan sejumlah koperasi 'unggulan' lama masih mendominasi. Sebut saja Kospin Jasa Pekalongan, Jawa Tengah, Koperasi Kredit Lantang Tipo, Sanggau Kalimantan Barat, KSPPS UGT Sidogiri Pasuruan, dan Koperasi Telekomunikasi Selular Jakarta.
Kendati demikian, terdapat peningkatan signifikan dari pencapaian aset, volume usaha dan anggotanya. Oleh karena itu, guna memacu pertumbuhan koperasi secara dinamis, maka penghargaan dipilah menjadi tiga kategori.
Tujuannya agar koperasi dengan aset ratusan miliar rupiah tidak harus berhadapan dengan koperasi yang sudah mencetak aset triliunan rupiah.
Adapun kategori I adalah apresiasi untuk koperasi dengan aset di atas Rp 1 triliun; kategori II adalah koperasi dengan aset Rp 500 miliar sampai dengan di bawah Rp 1 triliun; sedangkan kategori III koperasi dengan aset Rp 100 miliar sampai dengan di bawah Rp 500 miliar.
Pada kategori I, Kospin Jasa Pekalongan masih bertahan sebagai pemuncak koperasi besar tahun 2021, dengan total besaran aset di atas Rp 1 triliun. Per tahun buku 2019 membukukan aset Rp 9,6 triliun atau naik dibanding tahun 2017 sebesar Rp 7 triliun.
Namun, posisinya dibayangi oleh pendatang baru, KSP Sahabat Mitra Sejati. Koperasi ini langsung menyodok di urutan kedua dengan aset sebanyak Rp 4,4 triliun, dari yang sebelumnya Rp 2,5 triliun.
Selanjutnya koperasi dengan pencapaian aset tahun buku 2019 hingga urutan 10 besar adalah KSP Sejahtera Bersama Bogor (Rp 3,1 triliun); KSP CU Lantang Tipo, Sanggau (Rp 3 triliun); Mandiri Healthcare, Jakarta (Rp 2,7 triliun); KSPPS BMT UGT Sidogiri Pasuruan (Rp 2,6 triliun); KSP CU Pancur Kasih, Pontianak (Rp 2,5 triliun); KSP Mitra Dhuafa, Jakarta (Rp 1,9 triliun); Kisel, Jakarta (Rp 1,6 triliun); dan Kopdit Keling Kumang, Sekadau (Rp 1,5 triliun).
Sementara koperasi kelas triliuner lainnya adalah Koperasi Astra, Jakarta (Rp 1,2 triliun), KSP Kopdit Pintu Air Maumere (1,1 triliun); KSPPS BMT BUS, Lasem (Rp 1,1 triliun) dan KWSG ,Gresik (Rp1,0 triliun).
Lalu, untuk apresiasi koperasi kategori II diberikan kepada Kopkar Wijaya Karya, Jakarta dengan pencapaian aset tahun buku 2019 sebesar Rp 950 miliar, Kopdit Sangosay, Bajawa (Rp 790 miliar); KSPPS BMT Maslahah Sidogiri (Rp 737 miliar) dan KSP Nasari, Semarang (Rp 664 miliar).
Sedangkan apresiasi koperasi di lapis kategori III diberikan kepada KSP Makmur Mandiri dengan pencapaian aset tahun buku 2019 sebesar Rp 500 miliar; Kopkar Sampoerna, Surabaya (Rp 417 miliar); dan KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah, Pati (Rp 347 miliar).
Di luar pencapaian tersebut, Majalah Peluang juga mengapresiasi sejumlah koperasi yang dinilai berhasil dalam penggunaan informasi teknologi dan peran positifnya dalam peduli lingkungan.
Adapun koperasi dengan penggunaan IT terbaik diberikan kepada Ksp Kopdit Keling Kumang, Sekadau; Koperasi Astra Jakarta; KAN Jabung Malang; dan KSP Sejahtera Bersama, Bogor.
Lalu, penghargaan untuk koperasi dengan peduli sosial terbaik diberikan kepada: KSP Kopdit Pancur Kasih Pontianak, Koperasi Tankers Pertamina Perkapalan Jakarta; KPBS Pangalengan.
Sedangkan koperasi dengan IT dan sekaligus Peduli Sosial terbaik direbut oleh Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia.(siaran pers Majalah Peluang).