![]() |
| Paparan Anggota DPRD Samosir, Renaldi Naibaho pada Reses III DPRD Samosir Dapil 1 dengan Pelaku UMKM. |
Samosir(DN)
DPRD Kabupaten Samosir menegaskan komitmennya dalam mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar mampu naik kelas dengan tetap mengakar pada tradisi dan sumber daya lokal, melalui inovasi produk dan digitalisasi pemasaran.
Komitmen ini terungkap pada Reses III DPRD Kabupaten Samosir Daerah Pemilihan 1 (Kecamatan Pangururan-Ronggur Nihuta), yang dihadiri langsung oleh Ketua DPRD Nasip Simbolon (PKB), Wakil Ketua Osvaldo Ardiles Simbolon (PDIP), Renaldi Naibaho (Gerindra), Marco Simbolon (NasDem), Polten Simbolon (Golkar), Edis Naibaho (PDIP), Sudung Sitanggang (PKB) dan Mian Malau (Golkar).
Reses yang digelar di Kantor Camat Pangururan ini dihadiri para pelaku UMKM, Camat Pangururan Robintang Naibaho, Camat Ronggur Nihuta, Beresman Simbolon, Kabid Koperasi dan UMKM Dinas Kopnakerindag, Togar Siboro, Senin, 15 Desember 2025.
Pada kesempatan itu, legislator Partai Gerindra, Renaldi Naibaho mengungkapkan pentingnya UMKM Samosir berkembang dengan mengakar pada tradisi dan sumber daya lokal, seperti produk pertanian, kuliner maupun produk ekonomi kreatif seperti kerajinan tangan yang memiliki nilai filosofis budaya, terutama yang berkaitan dengan kearifan lokal dan budaya Batak.
Renaldi Naibaho juga menekankan perlunya pelatihan rutin dan pendampingan bagi pelaku UMKM agar hasil produksi pertanian maupun kerajinan tangan tidak hanya berhenti pada tahap bahan mentah. Menurutnya, produk lokal yang dihasilkan para UMKM Samosir harus memiliki nilai tambah yang menarik bagi wisatawan dan pasar nasional, sehingga dapat meningkatkan omzet penjualan.
Ketua Fraksi PDIR itu juga mendorong kreativitas para pelaku UMKM dalam meningkatkan pasar produksi. Ia mencontohkan, madu yang dihasilkan para pelaku UMKM di Kabupaten Samosir sangat bagus, namun membelinya harus dalam bentuk botolan dengan harga kisaran Rp 300 ribuan. Sehingga pemasaran dan penjualannya terbatas.
"Kenapa Madu itu tidak kita coba dalam bentuk kemasan yang bisa menjadi oleh-oleh khas yang ditempatkan di WFC? Jika madu tersebut dalam bentuk kemasan sekali minum dengan harga Rp 5000-10.000, tentu wisatawan yang menonton air menari pada malam hari akan membeli madu untuk menghangatkan badan," jelas Anggota DPRD Samosir, Renaldi Naibaho.
Sehingga, lanjutnya, penjualan madu tadi yang hanya terjual 10-20 botol per Minggu dengan pasar yang terbatas, akan meningkat. Begitu juga dengan produk-produk UMKM lainnya. Menurut Renaldi Naibaho, para pelaku UMKM harus terus berinovasi dalam memasarkan produk-produknya ditengah pesatnya perkembangan pariwisata Samosir.
Terakhir, Renaldi Naibaho juga mendorong para pelaku UMKM terlibat aktif sebagai pemasok dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG), dan bukan hanya penonton atau penerima manfaat pasif dari program tersebut. UMKM harus mendapatkan peran ekonomi yang nyata dan signifikan, seperti menyediakan bahan makanan atau logistik, sehingga program MBG benar-benar sebagai penggerak ekonomi lokal.(SBS).


