-->

Notification

×

iklan

Iklan

IMG-20240221-170348

BMKG Tegaskan Cuaca Terik Bukanlah Fenomena Gelombang Panas

Selasa, 17 Mei 2022 | 18.05 WIB Last Updated 2022-05-17T11:05:34Z
Fenomena suhu udara terik yang terjadi akhir-akhir ini pada siang hari tersebut dipicu oleh beberapa hal, salah satunya adalah posisi matahari saat ini.(tirto).
Jakarta(DN)
Sejumlah daerah di Indonesia mengalami cuaca panas terik dalam waktu beberapa hari terakhir. Sekarang masyarakat dapat memantau suhu maksimum harian di masing-masing kota.

Fenomena cuaca panas atau suhu udara terik yang terjadi saat siang hari dipicu oleh posisi semu matahari yang berada di wilayah utara ekuator, mengindikasikan sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau.

Artinya, tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujannya akan sangat berkurang, sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi.

Selain itu, dominasi cuaca cerah dan tingkat perawanan yang rendah dapat mengoptimalkan penerimaan sinar matahari di permukaan bumi.

Hal ini menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan masyarakat menjadi cukup terik saat siang hari.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menegaskan bahwa cuaca panas terik yang terjadi di wilayah Indonesia bukanlah fenomena gelombang panas.

Dikutip dari World Meteorological Organization (WMO), gelombang panas atau heatwave adalah fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama lima hari atau lebih secara berturut-turut, dengan suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5 derajat celsius atau lebih.

Dalam analisis klimatologi, sebagian besar lokasi-lokasi pengamatan suhu udara di Indonesia menunjukkan dua puncak suhu maksimum yaitu pada bulan April/Mei dan September. 

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin menjelaskan, cuaca panas di Indonesia akan berlangsung setidaknya selama bulan ini.

“Secara umum (suhu panas terik) selama Mei,” ujar Miming, seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (17/5/2022).

Miming menambahkan, masyarakat dapat memantau suhu maksimum harian di berbagai wilayah Indonesia melalui laman yang disediakan BMKG.

Laman suhu maksimum tersebut dapat dicek melalui http://web.meteo.bmkg.go.id/pengamatan/pengamatan-harian.

Dalam laman tersebut, tersedia sejumlah informasi seperti kelembapan udara, suhu, dan curah hujan, peringatan dini cuaca, petir, siklon tropis, kebakaran hutan, dan lainnya, yang datanya selalu diperbarui setiap hari.

Pantauan Kompas.com, terdapat wilayah Indonesia yang mengalami suhu hingga 36,6 derajat celsius, terpantau di Stasiun Meteorologi Iskandar pada 16 Mei 2022.

Namun, suhu maksimum sekitar 36 derajat celsius bukanlah merupakan suhu tertinggi yang pernah terjadi di Indonesia, dikarenakan rekor suhu tertinggi pernah terjadi 40 derajat celsius di Larantuka, Nusa Tenggara Timur, pada 5 September 2012.

Kendati begitu, anomali suhu yang lebih panas dibandingkan beberapa wilayah lain di Indonesia mengindikasikan faktor lain yang mengamplifikasi periode puncak suhu udara tersebut.

Untuk diketahui, sirkulasi massa udara memicu tertahannya masa udara panas di atas sebagian wilayah Sumatera dan Jawa sehingga mengamplifikasi cuaca panas.

Kondisi udara yang terasa panas dan tidak nyaman dapat disebabkan oleh suhu udara yang tinggi.

Fenomena cuaca panas di Indonesia, saat suhu udara tinggi terjadi pada udara yang kelembapannya tinggi maka akan terkesan gerah, sedangkan bila udaranya kering (kelembapan rendah) maka akan terasa terik dan membakar.(red/kompas).
×
Berita Terbaru Update