-->

Notification

×

iklan

Iklan

IMG-20240221-170348

Juni Berusia 100 Tahun, Eddy Yoshawirja Penerima Vaksin Tertua

Rabu, 10 Maret 2021 | 05.31 WIB Last Updated 2021-03-10T00:33:20Z
Eddy Yoshawirja, Lansia Tertua di Indonesia yang Terima Vaksin Covid-19. (Arsip Pribadi).
Bandung(DN)
Vaksinasi Covid-19 di Kota Bandung mulai menyasar para lansia atau lanjut usia. Beberapa di antaranya sudah berusia di atas 90 tahun, bahkan ada yang mendekati seabad.

Adalah Eddy Yoshawirja, sosok penerima vaksin Covid-19 tertua di Indonesia. Di usia ke 99 tahun dan 9 bulan, ia menerima vaksin corona dosis pertama di Rumah Sakit Borromeus Bandung, pada Senin (1/3) lalu. Adapun Eddy tercatat lahir di Bandung pada 12 Juni 1921.

Sebelumnya, lansia penerima vaksin Covid-19 dengan rekor usia paling tua dicatat oleh Siti Rumende Harahap. Wanita kelahiran Pahae, Tapanuli Utara itu usianya akan genap 100 tahun pada 21 November mendatang.
Adapun Siti Rumende menerima vaksin pertama di Puskesmas Cilandak, Jakarta Selatan. Ia disuntik vaksin pada 26 Februari 2021.

Putra Eddy, Benny Bernardus Yoshawirja bercerita kepada CNNIndonesia.com soal keikutsertaan ayahnya divaksin. "Jadi, Senin (1/3) itu saya dan bapak ikut divaksin. Disuntik vaksin dosis pertama," kata Benny, Selasa (9/3).

Benny sendiri yang mendaftarkan sang ayah untuk divaksin. Ia juga ikut mengisi pendaftaran online vaksinasi untuk kelompok lansia yang disediakan oleh laman Kementerian Kesehatan.

"Saya yang langsung daftarin. Kebetulan istri saya dokter, jadi waktu pertama keluar link dari Kemenkes saya langsung ngisi," ujarnya.

Setelah didaftarkan, Benny mengungkapkan diri ya dan sang ayah mendapatkan jadwal dan nomor antrean vaksinasi.

"Jadi akhirnya dapat nomor urut, disuntiknya di Borromeus. Saya dan ayah saya yang dapat panggilan," katanya.

Benny menuturkan, pada hari penyuntikan vaksin, sang ayah sempat mengisi formulir vaksinasi. Salah satu kendala, Eddy didapati memiliki riwayat penyakit ginjal.

"Ada skrining formulir waktu itu dan bapak enggak lolos karena ada historis sakit ginjal. Jadi enggak boleh divaksin. Kemudian saya tanya ke dokter dari dokter umumnya, internis, yang mengurusi vaksin juga dikonsultasikan. Dari lima, yaitu dr. David Susilo, dr. Dian Y. , dr. Monic, dr. Gideon dan dr. Luciana Anggraeni M.Kes menyatakan boleh divaksin," ujar Benny.

Usai menjalani vaksinasi, Benny mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan langsung oleh ayahnya. "Tidak ada keluhan sama sekali," ucapnya.

Benny bersyukur dan lega karena sang ayah sudah divaksin. "Di usia beliau jelang 100 tahun tentu bersyukur, puji Tuhan sudah divaksin. Saya sendiri sangat lega dengan vaksinasi, saya lebih merasa lebih aman," katanya.

Menurut Benny, sangat masuk akal untuk memberikan prioritas kepada warga lanjut usia untuk menerima vaksin Covid-19. Dia juga menambahkan, tidak ada alasan bagi orang-orang untuk memperdebatkan efektivitas vaksin.

"Saya imbau agar orang-orang ikut divaksin, enggak usah takut. Saya saja bawa orang tua yang umur seratus tahun dan puji Tuhan ia menjadi contoh dan panutan yang baik," ujarnya.

Sebagai sosok tertua yang mendapatkan vaksin, Benny menyebut ada beberapa hal yang menjadi resep umur panjang sang ayah.

"Bapak semasa hidupnya, tidak merokok, dan tidak minum minuman beralkohol, olahraga teratur, makan tepat waktu, tidur tepat waktu, dan kedisiplinan yang luar biasa. Pola hidup dengan kejujuran semasa muda inilah yang membawa bapak hidup sehat dan berumur panjang," ujarnya.

Eddy sendiri dijadwalkan akan kembali menjalani vaksinasi Covid-19 dosis kedua di Rumah Sakit Borromeus, Senin (29/3) nanti.(red/cnn).
×
Berita Terbaru Update